Wednesday, 28 January 2009

GUS SALIM (serial catatan kemarin)


Di rumah Farida ada ruang besar dan lebar. Letaknya di sisi kiri (kalau aku menghadap rumahnya).
Setiap pagi, ruangan itu selalu penuh orang. Duduk menunggu giliran bisa bertemu dengan Salim. Farida bilang, setiap pagi, Salim –yang sering dipanggil Gus Salim—sibuk dengan orang yang mengantri itu. Mereka semua sakit dan minta disembuhkan.

“Kenapa tidak ke dokter saja?” aku pernah tanya Farida. Dia bilang, orang-orang itu tidak punya uang untuk bayar dokter dan rumah sakit. Tapi kadang-kadang mereka bawa makanan, atau kalau ada uang sedikit, mereka masukkan ke dalam kotak kayu yang ada di depan pintu ruang besar itu. Farida bilang, setiap hari Jum’at kotak itu dibuka dan isinya dimasukkan ke dalam kantong kain yang dibawa ke mesjid. Isinya dituangkan ke dalam kotak besar yang ada di pintu depan mesjid. Mbok bilang, Gus Salim orang sakti. Kalau ketemu Gus Salim, jangan lihat matanya. Nanti bisa sakit mata. Waktu aku tanya Farida, dia tertawa keras-keras. Katanya, Mbok bohong.

Aku percaya Ida.

Aku sudah ketemu Gus Salim. Sudah lihat matanya dan aku tidak sakit mata.

No comments:

Post a Comment