Friday 10 July 2009

SETIA

Cerita Akhir Pekan

Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, Sabtu....
Dia ada di sana. Duduk di tempat yang sama, di kaki tangga lantai 6. Lengkap dengan sebotol besar air minum, onde-onde atau arem-arem atau risoles isi bihun yang selalu terburai setiap kali digigit. Kadang-kadang, ia ajak anaknya yang baru umur enam tahun itu. Berdua mereka duduk di sana. Ya, di kaki tangga itu. Terkantuk-kantuk, bahkan sampai tertidur anak itu di sana.

Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, Sabtu....
Dia ada di sana. Dari pagi hingga hampir lewat tengah malam. Duduk di titik yang sama, melakukan hal yang sama. Menunggu. Siapa? Dengar-dengar, seorang penyiar yang ia suka suaranya, yang pernah memberinya potret diri, yang pernah mengiriminya lagu, yang pernah menyapanya beberapa kali tetapi sekarang sudah tidak lagi. Bahkan menoleh pun tidak. Ia menunggu. Siapa tahu hari ini, penyiar itu -yang sekarang perutnya mulai membuncit, yang mukanya makin berminyak, yang bertambah ubannya, akan menyapa, mengangguk, atau sekedar menoleh. Ada cerita lain lah.

Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, Sabtu.....
Dia di sana.
Menunggu. Pasti.

2 comments:

  1. Reda, aku suka sekali cerita yang ini. Rasanya banyak dari kita ingin memberi sesuatu kepada orang lain yang sedang jatuh. Kadang kita sekedar ingin menghibur, kadang juga ingin membangkitkan semangat. Mungkin kita lupa, harapan yang kita coba bangkitkan dapat dimaknai berbeda, semangat yang kita coba tularkan telah menyentuh wilayah yang lebih sensitif.
    Bisa terjadi begitu saja tanpa kita sadari, dan kita telah memasuki wilayah harapan dari sebuah hati.....
    Aku suka cerita ini, sangat suka

    kwartono rachmadi

    ReplyDelete
  2. Mas, Terima kasih sudah menyukai cerita ini.

    Ya, kita tak pernah tahu.
    Sentuhan kecil, berakibat luarbiasa pada yang lain. Sapaan sangat datar, bisa terasa dahsyat.

    Sementara itu, saya masih punya pe-er dengan cerita ini. Saya ingin kembali menemuinya. Tidak tahu mau bilang apa nanti, tapi ketemu saja dulu...

    r

    ReplyDelete