Thursday 12 September 2013

Ketika Tetangga Baru Tiba...



“Dengar-dengar, ada dokter ahli bedah plastic khusus kecantikan jadi penghuni baru kampung kita ini, lho Mas….”
“Oh…”
“Kok cuma oh?”
“Ya, memang apa istimewanya?”
“Lho istimewa banget! Untuk pertama kalinya kita punya tetangga dekat yang profesinya amat sangat aku butuhkan!”
“Kau butuhkan? Buat apa?”
“Duh, ya buat bikin licin, kencang, padat bagian-bagian yang kusut, kendor dan kempes.”
“Penting banget, sih?”
“Penting banget bener, Mas! Kamu tuh, selalu deh begitu: nggak boleh lihat istri senang. Nyinyir….”
“Aku senang kalau kau senang. Tapi terus terang, buat apa bikin licin, kencang, padat semua yang kusut, kendor dan kempes itu? Lha wong nggak ada yang lihat.”
“Tetangga kita, dong!”
“Tetangga kita? Duh istriku sayang… sudahlah. Kita ini kan sudah bukan seperti dulu lagi. Kita dan tetangga kita itu -semuanya- sudah kempses, kendor, kusut buat selamanya. Termasuk tetangga baru kita, si dokter bedah plastik yang konon ternama itu."
"Kamu kejam!"
"Aku bukan kejam, Istriku Sayang. Jangankan memperbaiki wajahmu dan wajah teman-teman mainmu, memperbaiki kondisi dirinya saja dia sudah tidak bisa. Dia sudah sama seperti kita."
"Kamu...."
"Ya, dan aku dan pak dokter dan semua penghuni perumahan besar ini sudah lama berhenti manjadi manusia. Masa kita menjadi manusia sudah lama selesai. Diperbaiki tak bisa, dibiarkan pun tak berubah. Kita ini sudah menjadi hantu. Masak kau lupa, Sayangku? Ayo tidur!”
“….”



2 comments:

  1. wichh
    ini tulisan yang membutuhakn konsentarsi untuk memahaminya..
    gambar d atas bukan kuburan tua yg keren ya...
    wach..
    :)

    ReplyDelete
  2. Hai Murni,
    Terima kasih sudah mampir dan memberi komentar.
    Tentang fotonya.... itu memang sebuah pemakaman maha luas, di Paris.
    Diatur dan dibuat sedemikian rupa, sehingga banyak dikunjungi bak tempat tujuan wisata lain di kota cahaya itu. :)

    ReplyDelete