Tuesday 23 December 2008

warung jalan Tanjung

Kalau sempat ke jalan Tanjung, dan terlalu pagi untuk jajan di kedai kopi berpendingin, coba mampir ke warung kopi/nasi si Mbah. Satu-satunya warung di jalan itu yang buka sejak habis subuh.

Warung itu terletak di sebuah halaman luas. Seluruh bangunannya berada di dalam halaman. Jendelanya saja yang memecah pagar. Di tepi jendela itu terletak kotak kaca bertingkat, dipenuhi aneka makanan. Srundeng, bihun goreng, opor, tumis buncis, kembung goreng, tahu tempe goreng. Oya, juga sambel. Di belakang kotak kaca itu, Mbah biasa duduk melayani pembeli.

Dulu, katanya, ia paling tak suka melayani pembeli sambil duduk. Rasanya kurang sopan, tamu disambut dengan posisi ongkang-ongkang begitu. Tapi belakangan ini kakinya sering gemetar kalau terlalu lama berdiri. Kalau sedang sepi, Mbah mengisi teka teki silang yang ada di koran langganannya pakai pensil berpenghapus sambil bersenandung, mengikuti alunan langgam yang tersiar dari radio, di rak kopi/gula/teh yang menempel di dinding.

Di halaman yang sangat luas itu, selain warung, ada sebuah rumah kecil. Mbah bilang itu sisa paviliun rumah tua. Nah, di situlah Mbah tinggal. Tak usah bertanya siapa pemilik rumah dan tanah luas itu, karena Mbah akan selalu menjawab dengan senyum lebar dan gelengan kepala. Selama 11 bulan, ia bisa ditemui di warung itu. Yang sebulan lagi, warung tutup karena Mbah pulang kampung, ke Yogya.

Kalau iseng ke jalan Tanjung, coba mampir ke warung kopi/nasi Si Mbah. Dia buka sejak subuh. Oh, hampir lupa: jangan datang untuk berbuka puasa. Karena selama sebulan itu ia punya kegiatan lain: membagikan 500 bungkus nasi untuk anak yatim. Kalau perlu teh manis atau kopi untuk berbuka, silakan cari tempat lain.

(Berita terakhir tentang warung ini: Mbah sudah tak kembali ke Jakarta lagi. Tanah tempat warungnya dibeli dibeli orang. Siapa? Entah. Saya tak ingin mencari tahu).

1 comment:

  1. 1 nice simple story.
    tapi saya jujur penasaran gimana bisa bikin cerita yang "sederhana" begini.
    apakah terlalu banyak ide akhirnya membuat disorientasi.. (_^_)

    ReplyDelete